Cari Blog Ini

Minggu, 28 November 2010

Markus Haris Maulana










  Markus  Haris Maulana lahir pada tanggal  14 maret 1981,lahir di Pangkalan Brandan,Sumatra Utara.Tinggi badan 186 m,posisinya kiper.Markus Horison beragama kristen,tapi sejak 2004  dia masuk islam,dan berganti nama menjadi Markus Haris Maulana.

karir bermain :

Klub junior
 1998 - 2000 di PPLP Sumatra Selatan

klub senior

PSBL Langkat (2000-01)
PS Batam (2001-02),
PSKB Binjai (2002-03)
PSMS Medan (2003-2008)
Persik Kediri (2008)
PSMS Medan (2009)
Arema Malang (2009-2009)
Persib Bandung (2009-sekarang )
Prestasi:Juara Piala Emas Bang Yos 2004, 2005, 2006 (PSMS Medan)
Pemain Terbaik Piala Emas Bang Yos 2006 (PSMS Medan)
Runner up Liga Indonesia 2007/2008 (PSMS Medan)

Marku mengakhiri masa lajang.










   Markus Horison baru saja melepas masa lajangnya. Kiper tim nasional Indonesia itu menikah dengan aktris sekaligus model Kiki Amalia. Pernikahan dilansungkan hari Sabtu, 27 November 2010. Di hari pernikahannya, Markus masih memikirkan soal Piala AFF yang akan digelar dalam waktu kurang dari seminggu.

Eka Ramdani


   Eka Ramdani, atau yang biasa dipanggil Ebol oleh teman-temannya, lahir di Purwakarta, 18 Juni 1984. Pemain PERSIB bernomor punggung 88 ini memiliki hobi yang cukup beragam, seperti outbond, main playstation, dan juga nge-band bersama teman-temannya.

   Bermain sepak bola merupakan salah satu hobi Eka. Sejak dulu, Eka kecil yang bercita-cita ingin menjadi polisi ini sering menonton pertandingan-pertandingan PERSIB yang disiarkan di televisi. Yusuf Bachtiar dan Steven Gerrard merupakan sosok yang diidolakan oleh Eka kecil. Sejak itulah, keinginannya untuk menjadi pemain sepak bola profesional semakin besar. Eka kecil sangat ingin menjadi pesepakbola handal seperti tokoh idolanya, bahkan jika mungkin melebihinya.
  Untuk mewujudkan mimpinya sebagai ‘pemain besar’ dalam dunia persepakbolaan tanah air, Eka berlatih sepak bola di SSB UNI BANDUNG dari tahun 1997-2003. Kemudian pada tahun 2003, Eka memulai karir profesionalnya dengan memperkuat PERSIJATIM. Eka memperkuat tim andalan Jakarta Timur ini selama dua tahun. Hingga akhirnya ia memperkuat klub yang ia mimpikan sejak kecil, yaitu PERSIB BANDUNG semenjak tahun 2005 hingga sekarang. Pada Indonesian Super League (ISL) 2008, Ebol dipercaya oleh timnya untuk memegang band kapten Maung Bandung. Saat ini, Eka di kontrak profesional oleh Diadora dan Telkomsel dan Bambang Nurdiansyah merupakan pelatih yang difavoritkan oleh Eka.
Mengapa Eka memilih PERSIB? Jawabannya sudah jelas. Eka memang terlahir di tanah Pasundan. Darah biru bumi Pasundan mengalir di sekujur tubuhnya. Hal inilah yang serta merta mendorongnya untuk memilih klub yang ia banggakan sejak kecil. Selain itu, warna PERSIB yaitu putih dan biru, merupakan warna favorit pemain bernomor sepatu 39 ini. Bagi suami dari Ratna Puspa Kencana dan ayah dari Zaidan Arka Najwan Nashshar ini, PERSIB merupakan sebuah kehormatan yang setiap jengkal di lapangan harus ia perjuangkan..!!
 Selain menyukai masakan Sunda, Eka juga memilih masakan khas Padang sebagai makanan favoritnya. Saat ini, selain berkarir di dunia Sepak Bola, Eka juga membuat www.ekaramdani.com atau yang biasa disebut ER. Di dalamnya terdapat sebuah unit usaha yang menjual produk-produk seperti t-shirt, jacket dll. Hal ini didorong dari keinginan Eka untuk tetap berkarya di bidang lain.


Eka dan karir tim nasional
* PSS I U-16 (Jepang) Pra Piala Asia
* PSSI U-19 (Thailand) Piala ASEAN
* PSSI U-20 (Thailand) Pra Piala Asia
* PSSI U-23 (Libanon) Pra Olimpic
* PSSI U-23 (Thailand) SEA GAME
* PSSI Senior (Jakarta) Piala Asia
* PSSI Senior (Sirya) Pra piala Dunia
* PSSI Senior (Malaysia) Piala Kemerdekaan
* PSSI Senior (Singapura) Piala AFF
* PSSI Senior (Vietnam) BVF Cup
Piala/ Kejuaraan:
* Juara 1 Piala Sultan Hassanal Bolkiah (2003)
* Juara II Piala Kemerdekaan Malaysia (2006)

Sabtu, 27 November 2010

ATEP AHMAD RIZAL



ATEP AHMAD RIZAL      

Biodata Atep:
Nama Lengkap: Atep Ahmad Rizal
Panggilan: Atep
Tempat Tanggal Lahir, Cianjur, 5 Juni 1985
Tinggi: 167 cm
Posisi: Gelandang
Karir Klub: UNI (Junior), Persiba Bantul (2003-2004), Persija Jakarta (2004-2008), Persib Bandung (2008-2010)
Karir Tim Nasional: Indonesia U-20 (2003), Indonesia U-23 (2005), Indonesia (2006)
Ajang Internasional: PSSI U-20 (2003), AFF Tiger Cup (2005), Merdeka Games (2006), AFF Tiger Cup & Piala Asia (2007).
Prestasi: Persib Junior Juara Piala Suratin, PSSI U-20 Runner Up Piala Gubernur Kaltim, Peringkat 3 Divisi Utama Liga Indinesia (2004), Runner Up Divisi Utama Liga Indonesia (2005), Runner Up Copa Indonesia (2005), Semifinal Liga Indonesia (2007-2008).






Karir Klub

Persiba bantul
   Setelah bermain untuk Persib U-18, Atep melanjutkan karier nya ke Persiba Bantul selama dua tahun. Disini ia dipanggil untuk memperkuat skuad Indonesia U-20. Atas prestasinya itu, dia dilirik oleh Persija Jakarta.

Persija Jakarta
   













Pada tahun 2004, Atep dikontrak oleh Persija Jakarta setelah menjalani musim yang cukup bagus dengan Persiba Bantul. Ia tidak memerlukan waktu lama untuk mendapatkan jatah bermain di tim utama. Prestasinya yang begitu gemilang di Persija Jakarta membuka kesempatan lebar untuk karier internasionalnya. Pada tahun 2005 ia terpilih masuk ke dalam skuad Timnas Indonesia di Piala AFF dan ia berhasil mencetak gol. Karena ini lah banyak klub-klub yang menginginkan dia, termasuk Persib Bandung yang mencoba mengontraknya pada musim 2007/2008. Ia bertahan di Persija Jakarta hingga akhir musim 2007/2008.

Persib Bandung
Pada musim 2008/2009, Persib Bandung akhirnya berhasil mengontrak Atep, setelah gagal mendapatkannya di musim sebelumnya. Walaupun kedatangan nya disambut begitu positif oleh para bobotoh, Ia tidak mendapat begitu banyak kesempatan untuk bermain di awal-awal musim sehingga banyak yang memperkirakan bahwa ia akan hengkang pada musim transfer di jeda kompetisi. Namun ia bertahan dan akhir nya mulai mendapatkan kesempatan bermain walaupun hanya sebagai pemain cadangan. Pada tanggal 6 Mei 2009 ketika Persib kalah 2-1 melawan Pelita Jaya, ia masuk dalam skuad utama dan Atep mencetak satu-satu nya gol yang dicetak oleh Persib dan juga merupakan gol pertamanya di Liga Super bersama Persib Bandung.
Pada Musim keduanya (2009/2010) bersama Persib Bandung. Ia masuk Skuad Utama Persib setelah menggantikan Siswanto yang hengkang ke Persisam. Pada Musim ini, pemain sayap yang memiliki nama Lengkap Atep Ahmad Rizal ini semakin bersinar bersama Persib walau gagal membawa Persib Juara.
                                                                                    Sumber  : Hari Nurdi ansya

Kamis, 25 November 2010

SEJARAH STADION

   Stadion Jalak Harupat adalah stadion keramat bagi Persib,setadion ini di bangun tahun 2003,di desa Kopo dan cibodas,kecamatan soreang kabupaten Bandung.Dan di pimpin oleh bupati Obar Sobarna dengan biyaya 67,5 miliar rupiah dari APBD Kabupaten Bandung,lalu di resmikan pada hari jadi Kabupaten Bandung yang ke-364,tanggal 26 April 2005oleh Agum Gumelar yang menjabat menjadi Ketua Umum Komite Nasional Indonesia.Nama si Jalak Harupat di ambil dari salah satu pahlawan dari Bandung yaitu Otto Iskandardinata.dan sekarang stadion si Jalak Harupat menjadi milik pemerintah Kabupaten Bandung.

Kondisi Stadion Sekarang :
- Tribun masih sangat baik
- Tempat Duduk baik
- Fasilitas baik
- Kondisi rumput baik
- Drainase kurang baik
- Penerangan baik
- Papan skor baik

Sabtu, 20 November 2010

CHRISTIAN GONZALES


























Christian Gonzales alias EL LOCO ini dilahirkan Montevideo,Uruguay tepatnya pada 30 Agustus 1976,berat dan tinggi badannya sekitar 177 cm dan 76  kg.
 Awal karirnya  EL LOCO :

1998-1991 : Penarol (Uruguay)
1994/1995 : South America (Uruguay)
1995-1998 : Huracan de Carientes (Argentina)
1998-2000 : South America (Uruguay)
2000-2001 : Sport Moldonado (Uruguay)= 22 kali penampilan 1 gol
2001-2002 : Compo Mayor (Portugal)
2003-2004 : PSM Makassar = 56 kali penampilan 32 gol
2005-2009 : Persik Kediri = 102 kali penampilan 100 gol
2009-.........: Persib Bandung (pinjaman)= 7 kali penampilan
   EL LOCO main di indonesia sudah sekitar 7 th,saking lamanya berkarir di Indonesia EL LOCO menjadi cinta Indonesia saking cintanya iya menikahi Eva Norida Gonzales wanita Indonesia,EL LOCO setelah menikahi Eva di karunia anak  4 anak,anak yang pertama Micaela Gonzales,anak keduanya Florencia Gonzales,anak ke tiganya Amanda Gonzales,dan anak ketelahir Michael Gonzales.EL LOCO sekarang sudah sah menjadi warga negara Indonesia,dan sekarang EL LOCO masuk timnas.
                                                                             

Senin, 08 November 2010

Hilteon Mauro Moreira


Informasi pribadi
Nama lengkap Hilton Mauro Moreira
Nama panggilan Hilton Moreira
Tanggal lahir 27 febuari 1981 (umur 29)
Tempat lahir    Flag of Brazil.svg Pindamonhangaba,Brazil
Tinggi 173 cm
Posisi bermain Gelandang
Informasi klub
Klub saat ini PERSIB
Nomor 10
Klub junior
1996-1998 PALMEIRAS
Klub senior1
Tahun Klub Tampil (Gol)
1998
1999
2000-2005
2005-2008
2008-sekarang
FC Forli
ULM 1834
PALMERAS
DELTRAS
PERSIB
  ? (?)
? (?)
47 (22)
49 (25)
   
 Penampilan dan gol di klub senior

     
    Hilton Mauro Moreira (lahir di Pindamonhangaba,Taubate,Brasil,27 febuari 1981; umur 29 tahun) adalah seorang pemain sepak bola Brasil yang sudah merumput di Liga Indonesia sejak tahun 2005. Ia berposisi sebagai gelandang serang namun ia juga bisa ditempatkan di posisi penyerang. Saat ini dia bermain untuk klub Persib Bandung.hanya dihitung dari liga domestik.

Karier

Sebelum ke Indonesia

Hilton memulai kariernya sebagai pemain sepakbola di klub brazil Palmairas Junior dari tahun 1996 sampai 1998. Namun karena tidak mendapat jatah tempat di tim utama, ia memutuskan untuk pindah.
Ia kemudian bergabung dengan FORLI FC, sebuah klub sepakbola dari Italia yang ketika itu bermain di kasta divisi empat pada Liga Italia di tahun 1998.
Pada musim berikutnya, 1999, Ia pindah ke Rumaina untuk bermain dengan ULM 1834 di tahun 1999.
Setelah melewati musim yang cukup baik di Rumaina, ia pun akhirnya di lirik kembali oleh klub lamanya, Palmairas dan ia pun pulang kampung dan bermain di sana selama lima musim dari tahun 2000 sampai tahun 2005. Di akhir musim 2005, statusnya mejadi bebas transfer.

DETRAS SIDOARJO

Ia kemudian direkrut oleh Deltras Sidoarjo. Hilton menjadi bagian dalam tim inti selama tiga musim dan mampu memberikan kontribusi yang cukup positif untuk klubnya. Kariernya bersama Deltras berakhir di akhir musim 2008.
  
PESIB Bandung

     Awal musim 2008/2009, pelatih Deltras,Jaya Hartono pindah ke Persib Bandubg dengan membawa beberapa pemain dari Deltras dan salah satunya adalah Hilton. Ia langsung disambut hangat oleh suporter Persib Bandung,bobotoh setelah ia mencetak satu-satunya gol dalam pertandingan persahabatan melawan Sriwijaya FC di pra-musim kompetisi.
      Ia pun berhasil meraih tempat di tim utama Persib. Hilton mencetak gol pertamanya di Liga Super Indonesia ketika Persib menang 5-2 atas Persela Lamongan di pertandingan pertama musim 2008/2009. Gol itu pun merupakan gol tercepat di Liga Super Indonesia. Dukungan bobotoh pun semakin bertambah ketika ia berhasil meraih rekor sebagai pemain asing yang mencetak gol terbanyak dalam satu musim di Liga Indonesia bersama Persib, setelah mencetak gol ke gawang Persiwa Wamena. Rekor sebelumnya dipegang oleh Ekene Ikenwa dengan 13 gol.

Kehidupan Pribadi

    Hilton memiliki seorang istri bernama Bruna Moreira, anak pertama mereka telah lahir pada tanggal 20 Juli 2009.
                                                                            Sumber : Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Sabtu, 06 November 2010

Awal Mula Permusuhan Jakmania dan Viking

Awal Mula Permusuhan Jakmania dan Viking

Kapan The VIKING  dan The JAK

      Supporter – Perseteruan antar suporter Persija dan Persib sudah berlangsung lama, tepatnya sejak tahun 2000 yaitu bertepatan dengan Liga Indonesia 6 berlangsung. Di putaran 1 sekitar 6 buah bis suporter Persib datang ke Lebak Bulus dan masuk ke Tribun Timur. Dan terdiri dari banyak unit suporter seperti Balad Persib, Jurig, Stone Lovers, ABCD, Viking dll. Saat itu yang terbesar masih Balad Persib. Meski sempat nyaris terjadi gesekan dengan the Jakmania, tapi alhamdulilah tidak terjadi bentrokan yang lebih luas. Justru kita suporter Persib bergerak ke arah the Jakmania tuk berjabat tangan. Gw inget banget yel-yel kita waktu itu : “ABCD … Anak Bandung Cinta Damai”. Selesai pertandingan suporter Persib juga didampingi the Jakmania menuju bus. Dan The Jakmania mengikuti dengan menyanyikan lagu Halo Halo Bandung.
     Penerimaan the Jakmania membuat kita (Viking) berniat tuk mengundang datang ke Bandung saat putaran 2. Dialog berlangsung lancar karena seorang Pengurus the Jakmania yang bernama Erwan rajin ke Bandung tuk bikin kaos. Hubungan Erwan dengan Ayi Beutik juga konon akrab banget sampe2 Erwan pernah cerita kalo dia suka sama adiknya Ayi Beutik. Melalui Erwan jugalah Viking menyatakan keinginannya tuk mengundang dan menyambut the Jakmania di Bandung meski kita sendiri masih khawatir dengan sikap bobotoh yang lain.
    The Jakmania saat itu belum sebesar sekarang. Yang nonton di Lebak Bulus aja cuma di sisi Selatan tribun Timur. Jadi bersebelahan dengan Viking. Nah ajakan Viking itu langsung ditanggapi oleh the Jakmania yg memang sudah punya niat jg tuk melakoni partai tandang. Dibentuklah kemudian perencanaan, salah satunya dengan mengutus Sekum dan Bendahara Umum the Jakmania saat itu yaitu Sdr Faisal dan Sdr Danang. Mereka ditugaskan tuk melobi Panpel Persib dari mulai masalah tiket hingga tribun the Jakmania. Kebetulan Danang lagi kuliah di Bandung sehingga tempat kosnya jadi tempat kumpulnya the Jakers disana.
    Karena The Jakmania belum berpengalaman mengkoordinasikan anggota tuk nonton tandang. Justru yang menjadi masalah justru bukan di koordinator kepada Panpel Persib tapi di anggota The Jakmania itu sendiri. Banyak anggota yang bandel daftar pada hari H nya. Jumlah yang tadinya cuma 400 orang berkembang menjadi 1000 orang lebih! Bayangin gimana repotnya Pengurus The Jakmania nyari bis tuk ngangkut segitu banyak orang. Akibatnya The Jakmania berangkat baru jam 12 siang! Itu juga terpecah menjadi 3 rombongan. Satu bis berangkat lebih dulu karena akan ganti ban. Disusul 4 bus kemudian. Dan terakhir berangkat dengan 4 bus tambahan.
    Keberangkatan The Jakmania sendiri juga masih diliputi keraguan apakah dapat tiket atau tidak. Tim Advance yang diutus mendapatkan kesulitan mencari tiket. 4 hari sebelum pertandingan terjadi kerusuhan di stadion Siliwangi akibat distribusi tiket yang kurang lancar. Ada seorang Vikers yang menganjurkan the Jak tuk hadir di acara khusus pertemuan tim dengan suporternya. Faisal, Danang dan Budi ambil keputusan tuk hadir di acara itu. Disana mereka sempat bertemu Walikota Bandung, Kapolres, Ketua Panpel dan Ketua Keamanan. Mereka semua menjamin bahwa the Jakmania akan bisa masuk dan tiket akan disiapkan khusus. Paling tidak itulah info yang gw dapet dari tim Advance The Jakmania.
    1 bis pertama tiba di Stadion Siliwangi. Viking siap menyambut dan mempersilahkan masuk ke stadion, padahal tiket belum di tangan. Sayang hal yang dikhawatirkan Viking terbukti. Perlahan tapi makin lama makin banyak datanglah bobotoh nyamperin the Jak dengan sikap yang tidak simpatik. Melihat gelagat buruk ini Viking minta the Jak tuk keluar dulu ke stadion sambil menunggu rombongan berikut. Sembari menunggu, gw dan beberapa rekan dari The Jakmania ada yang melaksanakan sholat ashar dulu. Ketika selesai sholat, mulailah terjadi hal2 yang tidak diinginkan. Rekan2 kita dari the Jakmania mendapatkan pukulan disana sini dengan menggunakan kayu. Salah satunya tersungkur berlumuran darah yang keluar dari kepalanya. Melihat situasi ini the Jakmania kembali diungsikan menjauh dari stadion.
    Rombongan besar 8 buah bis akhirnya tiba juga. Tapi karena terlambat, stadion Siliwangi sudah penuh sesak. Lagipula kita tetap tidak berhasil mendapatkan tiket. Panpel memang kelihatan salah tingkah dan berusaha mengumpulkan dari calo2 yang masih beredar di sekitar stadion, namun jumlahnya juga tidak memadai hanya 300 lembar. Sementara bobotoh yang masih berada di luar juga mulai melakukan serangan terhadap the Jakmania. Gw sempet coba menenangkan dan cekcok dengan seorang rekan bobotoh yang ngambil dengan paksa kacamata anggota The Jakmania. Bobotoh itu bilang kalo dia kesal sama anak Jakarta karena mereka juga diperlakukan dengan tidak simpatik di Jakarta ketika menyaksikan pertandingan Persijatim vs Persib di Lebak Bulus. Bobotoh tidak mau tau kalo Persijatim tu beda dengan Persija. Seingat gw kejadian ini sempat direkam foto oleh wartawan dari Tabloid GO dan terpampang jelas esoknya di media tersebut.
    Gw lalu ngambil inisiatif tuk nyari rombongan pertama the jakmania yang dateng duluan dan mengajak mereka tuk gabung ke rombongan besar. Disana gw minta maaf ke semua anggota The Jakmania karena gagal membawa rombongan sampai masuk ke stadion dan pulang dengan aman. Di situ dari Panpel juga sempat minta maaf. Namun kondisi ini tidak bisa diterima oleh seluruh rombongan The Jakmania, bahkan mereka juga tidak mau berjabat tangan dengan gw dan 2 orang Viking lainnya yang masih setia mengawal meski pertandingan sudah berlangsung.
    Ketika rombongan hendak pulang, tiba2 The Jakmania diserang lagi oleh bobotoh yang masih nunggu di luar stadion. Kondisi ini jelas tidak bisa diterima oleh The Jakmania. Sudah ga bisa masuk masih juga diserang. Akhirnya The Jakmania balas perlakuan mereka (Oknum Bobotoh). Jumlah bobotoh di luar stadion masih ratusan sehingga terjadilah bentrokan yang mengakibatkan pecahnya kaca2 mobil akibat terkena lemparan dari kedua kubu. Ketika polisi datang, keributan mereda dan the Jakmania mulai beranjak pulang. Sempat pula terjadi bentrok beberapa kali ketika rombongan berpapasan dengan bobotoh yang pulang karena tidak kebagian tiket.
     Sejak saat itulah api dendam dan permusuhan terus berkobar di kedua belah pihak. Puncaknya di acara Kuis Siapa Berani di Indosiar. Acara ini diprakarsai oleh Sigit Nugroho wartawan Bola yang terpilih menjadi Ketua Asosiasi Suporter Seluruh Indonesia.
Sayang bentrokan ternyata ga bisa dihindari. Bukan gw memihak tapi faktanya memang Viking yang mulai. Mereka neriakin yel2 “Jakarta Banjir” yang dibales juga oleh the Jak. Suasana memanas hingga akhirnya terjadi benturan fisik.
    Letak Indosiar di Jakarta, jadi ga heran pelan2 berdatanganlah para suporter Persija kesana. Suasana sudah tidak terkendali dan atas inisiatif Polisi dan Indosiar, Viking langsung diungsikan dengan menggunakan truk Polisi. Namun kejadian ini ternyata dah menyebar luas kemana-mana hingga akhirnya terjadilah penyerangan terhadap rombongan Viking di tol Kebon Jeruk.
   Gw juga heran gimana Viking menyatakan klo hadiah menang kuis dirampok the Jak padahal hadiah itu kan belum diserahkan pihak Indosiar. Hadiah itu pun sampe sekarang ga kita terima. Saat itulah nama the Jakmania menjadi buruk. Di mata media the Jakmania tidak menerima kalah sehingga menyerang. Opini sudah terbentuk dan masyarakat di Bandung juga ikutan menghujat, sementara di Jakarta menyayangkan.
Semenjak terjadi permusuhan dengan the Jakmania, apalagi setelah kejadian Indosiar, Viking berkembang pesat menjadi suporter yang dominan di Bandung. Mereka terus menebarkan kebencian ke the Jak dengan mengeluarkan kaos2 dan lagu2 yang bersifat menghujat the Jak. Reaksi anggota the Jakmania juga heboh. Mereka rame2 bikin kaos yang balas menghujat Viking.
    Sikap ini justru malah mengobarkan api kebencian suporter Persija terhadap Viking. Sehingga the Jakers banyak yang benci mereka bukan karena tau kejadian awalnya, tapi karena mereka ga suka dikata-katain terus. Belakangan Komisi Disiplin mengeluarkan larangan akan hal-hal seperti ini. Terlambat! Dan penerapannya juga ga konsisten, masih banyak yang tetap melakukannya, bukan hanya Viking atau the Jakmania tapi hampir di semua stadion di Indonesia.
    Sebetulnya ada juga pihak2 yang mengusahakan perdamaian. Panpel Persib pernah berinisiatif mempertemukan the Jakmania dan Viking di Bandung. Tapi pertemuan tersebut buntu karena tidak ada niat dari Heru Joko tuk berdamai.
Perseteruan makin melebar. Semakin banyak Viking yang masuk ke website the Jakmania dan menebarkan virus kebencian … semakin banyak dan besarlah kebencian the Jakers ke mereka. Bahkan Panglima Viking Ayi Beutik sempat mengeluarkan pernyataan tuk menjaga kelestarian permusuhan ini seperti Barcelona dan Real Madrid.
    Sekarang permusuhan the Jakmania kontra Viking menjadi warna tersendiri bagi sepakbola Indonesia. Seorang sutradara tertarik menjadikan perseteruan ini sebagai inspirasi dalam filmnya yang berjudul ROMEO & JULIET. Di tengah perseteruan, Viking justru kompak untuk menolak film ini dengan alasannya masing2. Ketua Viking dengan didukung anggotanya membuktikan ucapannya dengan menggagalkan pemutaran film ini. Sementara di Jakarta justru sebaliknya, meski pimpinan menyatakan akan menuntut tapi toh hampir semua bioskop2 di jabodetabek dipenuhi oleh The Jakmania yang memang sudah ga sabar menanti film ini diputar.
Nah, itulah kisah panjang tentang permusuhan 2 kelompok suporter besar di Indonesia, paling engga dari kacamata gw. Tulisan ini dibuat atas permintaan seorang bobotoh yang penasaran dengan sebab musabab permusuhan tersebut. Gw juga ga suka dengan orang yang berkomentar sinis baik terhadap the Jakmania maupun Viking. Mereka itu tidak tau apa2, bisanya cuma menghakimi aja. Ada hak apa mereka menghujat? Liat dulu kisahnya baru mereka akan berpikir dan bantu mencarikan solusi.
    Klo lu tanya ke gw, masih ada ga kemungkinan damai? Jawabanya ‘bomat” alias bodo amat. Ngapain mikirin? Bagi gw damai tu bukan kata benda, tapi kata kerja. Jadi ga usah banyak ngomong, yang penting buktiin. Lebih baik mikirin KOMITMEN masing2 aja, lebih cinta mana kita sama PERSIB atau sama PERMUSUHAN DENGAN THE JAKMANIA?
Sumber : Link

Gonzales Resmi Menjadi WNI

         Pemain Persib asal Uruguay, Christian Gonzales dinyatakan telah resmi menjadi Warga Negara Indonesia (WNI). Hal ini disampaikan oleh Sekjen PSSI, Nugraha Besoes, Jumat 5 November 2010, kepada Vivanews. Dengan demikian, Gonzales sudah dapat memperkuat tim nasional Indonesia dan berstatus pemain lokal di Persib Bandung.
        .


   Besoes mengatakan bahwa Gonzales telah menjadi WNI sejak hari kemarin. Tinggal selama Tujuh tahun di Indonesia dan menikah dengan wanita Indonesia membuat proses naturaliasi pemain depan Maung Bandung ini berlangsung sangat lancar.
“El Loco kan sudah tujuh tahun bermain di Indonesia, jadi prosesnya bisa lebih cepat. Apalagi, dia juga menikahi wanita Indonesia,” ucap Nugraha kepada Vivanews.
Dengan berpindahnya kewarganegaraan Gonzales, maka Persib Bandung dapat mencari 1 pemain asing lain. Saat ini, Persib dihuni 4 pemain asing yaitu: Pablo Frances, Hilton Moreira, Baihakki Khaizan, dan Shahril Ishak.
Namun status Gonzales di PT Liga Indonesia masih pemain asing. Hal ini karena PT LI menunggu dokumen resmi tentang perpindahan kewarganegaraan Gonzales dari Persib Bandung.
                                                                                                   Sumber : Abu Fauzan

Sejarah Persib

    Sebelum bernama Persib, di Kota Bandung berdiri Bandoeng Inlandsche Voetball Bond (BIVB) pada sekitar tahun 1923. BIVB ini merupakan salah satu organisasi perjuangan kaum nasionalis pada masa itu. Tercatat sebagai Ketua Umum BIVB adalah Mr. Syamsudin yang kemudian diteruskan oleh putra pejuang wanita Dewi Sartika, yakni R. Atot.
    Atot ini pulalah yang tercatat sebagai Komisaris daerah Jawa Barat yang pertama. BIVB memanfaatkan lapangan Tegallega didepan tribun pacuan kuda. Tim BIVB ini beberapa kali mengadakan pertandingan diluar kota seperti Yogyakarta dan Jatinegara Jakarta.
Pada tanggal 19 April 1930, BIVB bersama dengan VIJ Jakarta, SIVB (Persebaya), MIVB (sekarang PPSM Magelang), MVB (PSM Madiun), VVB (Persis Solo), PSM (PSIM Yogyakarta) turut membidani kelahiran PSSI dalam pertemuan yang diadakan di Societeit Hadiprojo Yogyakarta. BIVB dalam pertemuan tersebut diwakili oleh Mr. Syamsuddin. Setahun kemudian kompetisi tahunan antar kota/perserikatan diselenggarakan. BIVB berhasil masuk final kompetisi perserikatan pada tahun 1933 meski kalah dari VIJ Jakarta.
   BIVB kemudian menghilang dan muncul dua perkumpulan lain yang juga diwarnai nasionalisme Indonesia yakni Persatuan Sepakbola Indonesia Bandung (PSIB) dan National Voetball Bond (NVB). Pada tanggal 14 Maret 1933, kedua perkumpulan itu sepakat melakukan fusi dan lahirlah perkumpulan yang bernama Persib yang kemudian memilih Anwar St. Pamoentjak sebagai Ketua Umum. Klub- klub yang bergabung kedalam Persib adalah SIAP, Soenda, Singgalang, Diana, Matahari, OVU, RAN, HBOM, JOP, MALTA, dan Merapi.
   Persib kembali masuk final kompetisi perserikatan pada tahun 1934, dan kembali kalah dari VIJ Jakarta. Dua tahun kemudian Persib kembali masuk final dan menderita kekalahan dari Persis Solo. Baru pada tahun 1937, Persib berhasil menjadi juara kompetisi setelah di final membalas kekalahan atas Persis.
Di Bandung pada masa itu juga sudah berdiri perkumpulan sepak bola yang dimotori oleh orang- orang Belanda yakni Voetbal Bond Bandung & Omstreken ( VBBO). Perkumpulan ini kerap memandang rendah Persib. Seolah- olah Persib merupakan perkumpulan “ kelas dua “. VBBO sering mengejek Persib. Maklumlah pertandingan- pertandingan yang dilangsungkan oleh Persib dilakukan di pinggiran Bandung ketika itu seperti Tegallega dan Ciroyom. Masyarakat pun ketika itu lebih suka menyaksikan pertandingan yang digelar VBBO. Lokasi pertandingan memang didalam Kota Bandung dan tentu dianggap lebih bergengsi, yaitu dua lapangan dipusat kota, UNI dan SIDOLIG.
    Persib memenangkan “ perang dingin “ dan menjadi perkumpulan sepakbola satu- satunya bagi masyarakat Bandung dan sekitarnya. Klub-klub yang tadinya bernaung dibawah VBBO seperti UNU dan SIDOLIG pun bergabung dengan Persib. Bahkan VBBO kemudian menyerahkan pula lapangan yang biasa mereka pergunakan untuk bertanding yakni Lapangan UNI, Lapangan SIDOLIG ( kini Stadion Persib ), dan Lapangan SPARTA ( kini Stadion Siliwangi ). Situasi ini tentu saja mengukuhkan eksistensi Persib di Bandung.
   Ketika Indonesia jatuh ke tangan Jepang. Kegiatan persepakbolaan yang dinaungi organisasi lam dihentikan dan organisasinya dibredel. Hal ini tidak hanya terjadi di Bandung melainkan juga diseluruh tanah air. Dengan sendirinya Persib mengalami masa vakum. Apalagi Pemerintah Kolonial Jepang pun mendirikan perkumpulan baru yang menaungi kegiatan olahraga ketika itu yakni Rengo Tai Iku Kai.
Tapi sebagai organisasi bernapaskan perjuangan, Persib tidak takluk begitu saja pada keinginan Jepang. Memang nama Persib secara resmi berganti dengan nama yang berbahasa Jepang tadi. Tapi semangat juang, tujuan dan misi Persib sebagai sarana perjuangan tidak berubah sedikitpun.
Pada masa Revolusi Fisik, setelah Indonesia merdeka, Persib kembali menunjukkan eksistensinya. Situasi dan kondisi saat itu memaksa Persib untuk tidak hanya eksis di Bandung. Melainkan tersebar diberbagai kota, sehingga ada Persib di Tasikmalaya, Persib di Sumedang, dan Persib di Yogyakarta. Pada masa itu prajurit- prajurit Siliwangi hijrah ke ibukota perjuangan Yogyakarta.
   Baru tahun 1948 Persib kembali berdiri di Bandung, kota kelahiran yang kemudian membesarkannya. Rongrongan Belanda kembali datang, VBBO diupayakan hidup lagi oleh Belanda ( NICA ) meski dengan nama yang berbahasa Indonesia Persib sebagai bagian dari kekuatan perjuangan nasional tentu saja dengan sekuat tenaga berusaha menggagalkan upaya tersebut. Pada masa pendudukan NICA tersebut, Persib didirikan kembali atas usaha antara lain, dokter Musa, Munadi, H. Alexa, Rd. Sugeng dengan Ketua Munadi.
Perjuangan Persib rupanya berhasil, sehingga di Bandung hanya ada satu perkumpulan sepak bola yakni Persib yang dilandasi semangat nasionalisme. Untuk kepentingan pengelolaan organisasi, decade 1950- an ini pun mencatat kejadian penting. Pada periode 1953-1957 itulah Persib mengakhiri masa pindah- pindah sekretariat. Walikota Bandung saat itu R. Enoch, membangun Sekretariat Persib di Cilentah. Sebelum akhirnya atas upaya R.Soendoro, Persib berhasil memiliki sekretariat Persib yang sampai sekarang berada di Jalan Gurame.
    Pada masa itu, reputasi Persib sebagai salah satu jawara kompetisi perserikatan mulai dibangun. Selama kompetisi perserikatan, Persib tercatat pernah menjadi juara sebanyak empat kali yaitu pada tahun 1961, 1986, 1990, dan pada kompetisi terakhir pada tahun 1994. Selain itu Persib berhasil menjadi tim peringkat kedua pada tahun 1950, 1959, 1966, 1983, dan 1985.
Keperkasaan tim Persib yang dikomandoi Robby Darwis pada kompetisi perserikatan terakhir terus berlanjut dengan keberhasilan mereka merengkuh juara Liga Indonesia pertama pada tahun 1995. Persib yang saat itu tidak diperkuat pemain asing berhasil menembus dominasi tim tim eks galatama yang merajai babak penyisihan dan menempatkan tujuh tim di babak delapan besar. Persib akhirnya tampil menjadi juara setelah mengalahkan Petrokimia Putra melalui gol yang diciptakan oleh Sutiono Lamso pada menit ke-76.
Sayangnya setelah juara, prestasi Persib cenderung menurun. Puncaknya terjadi saat mereka hampir saja terdegradasi ke Divisi I pada tahun 2003. Beruntung, melalui drama babak playoff, tim berkostum biru-biru ini berhasil bertahan di Divisi Utama.
   Sebagai tim yang dikenal tangguh, Persib juga dikenal sebagai klub yang sering menjadi penyumbang pemain ke tim nasional baik yunior maupun senior. Sederet nama seperti Risnandar Soendoro, Nandar Iskandar, Adeng Hudaya, Heri Kiswanto, Adjat Sudradjat, Yusuf Bachtiar, Dadang Kurnia, Robby Darwis, Budiman, Nuralim, Yaris Riyadi hingga generasi Erik Setiawan merupakan sebagian pemain timnas hasil binaan Persib.


                                                             Suber dari :Copyright © 2010 simamaung.com. All Rights Reserved.